• header
  • header

Selamat Datang di Website SMK S3 IDHATA CURUP Kelompok Pariwisata dan Kesehatan| Terima Kasih Kunjungannya.

Pencarian

Login Member

Username:
Password :

Kontak Kami


SMKS 3 IDHATA CURUP

NPSN : 10700614

Jl.Basuki Rahmat No.08 Dwi Tunggal Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu


smkidhatacurup@gmail.com

TLP : 0732-325466


          

Banner

Jajak Pendapat

Apakah SMK ini perlu untuk ditambahkan jumlah kompetensi keahliannya?
Ya, Perlu
Tidak Perlu
Tidak Tahu
  Lihat

Statistik


Total Hits : 444837
Pengunjung : 125511
Hari ini : 49
Hits hari ini : 125
Member Online : 0
IP : 3.233.221.90
Proxy : -
Browser : Opera Mini

Status Member

PENTINGNYA PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA YANG KREATIF PADA SISWA SMK DI ERA DIGITAL




PENTINGNYA PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA YANG KREATIF PADA SISWA SMK DI ERA DIGITAL

Oleh: Rita Sakinah

 

PENDAHULUAN

Kurikulum Merdeka yang dicanangkan oleh Kemendikbud beberapa tahun terakhir dengan slogan Merdeka Belajar dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan pendidikan di Indonesia. Fokus programnya terletak pada materi yang esensial dan pengembangan karakter Profil Pelajar Pancasila di sekolah. Salah satu karakter Profil Pelajar Pancasila yang dimaksud adalah sikap kreatif.

Di sisi lain, era digitalisasi menjadi wahana yang tak terelakkan saat ini. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi harus dimanfaatkan oleh generasi bangsa agar mampu bersaing di kancah global sehingga tak tertinggal dengan negara lain. Para pelajar seyogyanya ikut terlibat di sana. Termasuk keberadaan pelajar Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK yang telah ditempa keterampilan dan pengetahuan di sekolah vokasi dengan jurusan yang spesisfik.

Sehingga keberadaan penguatan profil pelajar pancasila pada pelajar SMK dirasa amat penting guna mewujudkan generasi yang kreatif di era digital saat ini. 

 

ISI

Profil Pelajar Pancasila merupakan bagian dari Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah tertuang dalam dengan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024. Di dalamnya terdapat enam elemen utama yakni beriman, dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Hal ini diharapkan menjadi perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Salah satu nilai yang penting dari profil pelajar pancasila tersebut adalah kreatif. Mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kreatif itu sendiri berarti memiliki daya cipta atau kemampuan dalam menciptakan.

Implementasi Kurikulum Merdeka yang menjadi corong hadirnya profil pelajar pancasila yang kreatif juga tadi telah diterapkan di SMK yang merupakan jenjang pendidikan yang saat ini sedang dilalui oleh saya. Sekolah berbasis vokasi ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan terampil yang memiliki kemampuan sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan persyaratan dunia kerja, serta mampu mengembangkan potensi diri dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang ada.

Terlebih saat ini kita sudah berada di zaman yang menghadirkan kehidupan ke arah serba digital dengan teknologi yang serba canggih sehingga tampak lebih modern dan praktis atau biasa disebut sebagai era digital. Termasuk pula pembelajaran di sekolah yang juga ikut menyesuaikan dengan hadirnya metode pembelajaran daring via zoom, e-library dan pemanfaatan website pendidikan. Hal ini senada dengan filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara yang menuntut hadirnya pendidikan dan pengajaran yang berpegang pada kodrat alam dan kodrat zaman peserta didik untuk menguatkan profil pelajar pancasila yang utuh. 

Penguatan profil pelajar pancasila ini sudah mulai diterapkan SMK saya dengan adanya projek P5 yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami pengetahuan sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan belajar dari lingkungan sekitar. Di sini para siswa dituntut untut bernalar kritis dan kreatif untuk menghasilkan gagasan atau karya yang sesuai dengan dimensi dan aspek pembelajaran berkebinekaan global. Dengan adanya penguatan profil pelajar pancasila tadi terutama di aspek kreatif, generasi muda Indonesia termasuk siswa SMK dapat memberikan peranan penting bagi bangsa di era digital ini. Di antara peranan penting itu adalah:

  1. Munculnya Inovasi Baru

Pembelajaran di SMK yang memberikan pengetahuan dan keterampilan turut menghadirkan terobosan baru dalam kehidupan. Pelajar yang kreatif diharapkan mampu memodifikasi atau menghasilkan sesuatu yang baru dan bersifat orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Output yang diharapkan dapat berupa gagasan, karya atau tindakan yang orisinal.

Inovasi ini misalnya dilakukan oleh beberapa siswa SMK Muhammadiyah Jogoroto Jombang yang menciptakan alat untuk menghidupkan dan mematikan motor dengan perintah suara pada April 2023 lalu. Ada pula karya siswa SMKN 5 Kupang yang ditampilkan dalam Gebyar SMA/SMK pada tanggal 4 Mei 2023 di halaman kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT dengan menghadirkan mesin tenaga matahari untuk pembuatan jus buah. Serta lampu tidur berupa lithophane dan akrilik 3D karya SMK St. Mikael Solo yang sempat mencuri perhatian Menko bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat peresmian Kawasan Sains dan Teknologi Solo Technopark pada bulan Februari silam. Termasuk siswa dari sekolah saya yakni SMKS 3 Idhata Curup yang berhasil menghasilkan desain batik Kaganga berkearifan lokal dan menjadi juara 1 pada lomba yang diadakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Rejang Lebong pada pertengahan Juli 2023 ini.

Hal ini tidak lepas dari hadirnya kemajuan teknologi dan informasi di era digital yang memudahkan para siswa untuk belajar dari berbagai sumber di dunia maya tanpa harus datang langsung ke sana. Keberadaan flatform semisal youtube dapat memberikan inspirasi bagi para siswa SMK untuk berinovasi. Sehingga dapat terus menghasilkan inovasi baru yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

  1. Hadirnya Wirausahawan Muda Berkualitas

SMK memiliki jargon BMW yakni bekerja, wirausaha dan melanjutkan kuliah. SMK diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang kompeten pada kompetensi keahlian tertentu dan kelak dapat berwirausaha secara mandiri, terserap di dunia usaha dan industri serta dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi melalui program penyelarasan pendidikan vokasi secara sistematik dan menyeluruh.

Namun saat ini para siswa SMK yang notabene belum menjadi alumni telah banyak menjadi wirausahawan. Hadirnya program Sekolah Pencetak Wirausaha yang diluncurkan oleh Direktorat Pembinaan SMK menjadi wadah bagi para siswa yang memilki talenta bisnis dan minat berwirausaha baik itu berkaitan dengan jurusan maupun di luar jurusannya sesuai peluang yang ada. Hal ini juga didukung dengan adanya Festifal Inovasi dan Kewirausahaan (FIKSI) jenjang SMK yang terbagi atas bidang Agribisnis, Agroteknologi, dan Kemaritiman, Kesehatan dan Wirausaha Sosial, Pariwisata dan Kuliner, Industri Kreatif serta Teknologi Digital. Keberadaan ajang ini membuat kami para siswa SMK semakin semangat untuk menujukkan jiwa kreatif di bidang kewirausahaan.

Terlebih lagi dengan maraknya bisnis online yang kian digandrungi oleh masyarakat. Cukup dengan smartphone, wirausahawan dapat memulai kegiatan transaksi jual belinya dengan mudah. Hadirnya media sosial seperti instagram, facebook dan twitter sangat membantu dalam aspek promosi. Siswa SMK lagi-lagi ikut andil dalam mengisi peluang yang ada. Keterampilan dan kreatifitas yang ditempa di sekolah memberikan terobosan dan inovasi baru dalam hal produk, packaging atau pengemasan hingga promosi atau pemasaran. Hal ini didukung dengan hasil survey yang dirilis oleh  lembaga jajak pendapat Kolaborasi pada bulan Februari 2023 lalu yang menunjukkan bahwa Sebanyak 58,3 persen responden memilih menjadi pengusaha atau pebisnis sebagai profesi untuk memperoleh penghasilan dan penghidupan. Termasuk saya sendiri yang juga ikut berwirausaha di bidang kuliner yakni varian cireng isi ayam yang ikut dipromosikan lewat akun instagram.

  1. Hadirnya Generasi Muda Anti Plagiat Dan Anti Hoax

Tindakan plagiat biasanya muncul dari sifat malas seseorang sehingga dengan alasan banyaknya tuntutan atau tugas, ketidaktahuan atau ingin menghasilkan karya besar sehingga para pelaku menempuh jalan pintas dengan meng-copy paste karya orang lain tanpa rasa malu lagi. Kasus plagiasi beberapa musisi dalam menciptakan lagu, oknum dosen yang menerbitkan jurnal orang lain atau beberapa pelanggaran hak cipta yang sempat heboh di negeri ini.

Tak dapat dipungkiri bahwa rasa malas adalah sifat manusiawi, termasuk bagi saya sendiri. Namun malas yang timbul dapat diredam dengan jiwa kreatif yang bergejolak pada diri siswa. Akses teknologi dan informasi di era digital ini sebenarnya amat memudahkan seseorang untuk meng-copy paste tulisan tanpa mencantumkan daftar pustakanya atau mencomot karya orang lain untuk digantikan dengan namanya sendiri. Tapi komitmen yang kuat dari pelajar pancasila yang kreatif akan menghindari hal negatif tersebut, karena ia juga memegang prinsip lain dari profil pelajar pancasila yakni beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa.

Generasi anti hoax juga akan hadir pada diri siswa SMK ini. Media Sosial seperti twitter dan instagram biasanya menjadi sarana untuk menyebar berita bohong dan kerap memicu hadirnya saling ejek dan singgung. Sudah banyak kasus penistaan agama, ujaran kebencian dan pelanggaran UU ITE lainnya yang hadir dari penggunaan media sosial yang tidak bertanggungjawab. Para netizen biasa berkomentar tanpa melakukan crosscheck kebenarannya terlebih dahulu. Hal ini menjunjukkan bahwa mereka tidak kreatif dan malas untuk mencari informasi dan mengolahnya.

Ya, kehadiran siswa SMK yang anti plagiat dan anti hoax ini mungkin tidak terlalu berdampak di era sekarang. Namun menjadi landasan penting bagi hadirnya generasi penerus bangsa di masa yang kreatif, solutif dan berintegritas di masa yang akan datang.

 

PENUTUP

Najwa Shihab dalam sebuah talkshow menyatakan bahwa para pemuda pernah bersumpah kepada Indonesia, akan bersatu dalam tumpah darah bangsa dan bahasa. Bahwa pemuda akan selalu menghaturkan bakti, memastikan Sumpah Pemuda tetap relevan hingga kini. Buat apa ijazah menumpuk kalau kepedulian tidak pernah dipupuk. Buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau hanya untuk memperkaya diri sendiri dan sanak famili.

Ya, dengan keberadaan siswa SMK yang kreatif diharapkan dapat menghadirkan para pemuda yang berguna untuk bangsa dan negara. Terlebih di era digital ini, penguatan profil pelajar pancasila yang kreatif akan bermanfaat dalam memunculkan inovasi baru, menghasilkan wirausahawan muda yang berkualitas serta menghadirkan generasi muda anti plagiat dan anti hoax. Sehingga akan terwujudlah generasi emas Indonesia yang dapat diandalkan.



Share This Post To :




Kembali ke Atas


Berita Lainnya :




Silahkan Isi Komentar dari tulisan berita diatas :

Nama :

E-mail :

Komentar :

          

Kode :

 

Komentar :


   Kembali ke Atas